Cinta itu SULIT
Memilikinya butuh pengorbanan
Menjalaninya butuh PENUH KESABARAN
Dan mempertahankannya pun butuh KEKUATAN BATIN!
Klik -> http://facebook.com/iim72
Rabu, 18 Desember 2013
Sabtu, 14 Desember 2013
Senin, 02 Desember 2013
Cinta Datang Untuk Pergi
Cinta Datang
Untuk Pergi
Tubuh ini akan
musnah pada waktunya. Apapun yang terlihat oleh mata, akan tiada. Tapi, tidak untuk
cinta. Cinta tidak bisa dilihat, cukup
dirasakan. Jadi, kalau kamu menangis berarti kamu hanya mencintai fisiknya. Kalau kamu mencintai
hatinya, kamu akan kekal bersamanya.
Pagi itu, di
sebuah sekolah favorit di Sidoarjo berkumpul lah 3 orang sahabat yang sedang
menunggu bel masuk berbunyi. Tiba-tiba “KIRIIINGGG”
Eko : “Udah bel
nih, ayo kita masuk temen-temen”
Yuniar : ”Yaudah ayo”
Lalu mereka semua
masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas iim tidak bisa berkonsentrasi pelajaran.
Yuniar : “Kamu
kenapa im, kok kayaknya gelisah gitu ?”
Iim : “Aduh yun
aku bingung”
Yuniar : “Bingung
kenapa ? cerita aja lagi, kan aku selalu siap kapanpun buat dengerin ceritamu.”
Iim : “ Mungkin
aku lagi jatuh cinta yun ? Tapi aku mencintai sahabatku sendiri”
Yuniar : “Hah ?
siapa ?”
Iim : “Siapa lagi
kalo bukan (sambil melirik Eko)”
Yuniar : “Cie ..
Kok bisa seh im ?
Iim : “Entahlah
yun, aku juga gak tau.”
Tanpa mereka
sadari, Eko yang duduknya didepannya yuniar pun mendengar percakapan mereka.
Hari demi hari berlalu, dan rasa cinta iim pun makin bertambah. Tapi sepertinya
cinta iim ke eko hanya bertepuk sebelah tangan setelah kehadiran murid baru.
Bu guru : “Pagi
anak-anak.”
Murid-murid :
“Pagi juga bu”
Bu guru:
“Anak-anak hari ini sekolah kita kedatangan murid baru. Perkenalkan nama kamu !”
Anis : “ Kenalin
nama aku Sabila Nisak, biasa dipanggil Anis.”
Bu guru : “Ibu
harap kalian bisa berteman baik dengan Anis.”
Murid-murid :
“Iya bu.”
Bu guru : “Yaudah
anis, sekarang kamu duduk disamping eko.”
Iim : “Loh bu !”
Bu guru : “Iya,
kamu kenapa iim ?”
Iim : “Eh, eh,
enggak bu, gapapa kok.”
Waktu pun terus
berjalan, semakin hari Eko pun semakin dekat dengan Anis. Rasa cinta pun tumbuh
diantara mereka. Ketika Iim mengerti
bahwa Eko mencintai Anis , dia pun berusaha untuk memisahkan mereka dengan cara
memberi burung-burung kertas setiap hari di atas meja Eko.
Eko : “Burung
kertas dari siapa ini ?”
Yuniar : “Enggak
tau ko , mungkin dari penggemarmu ?”
Eko : “Emang
siapa yang mengagumi ku ?
Yuniar : “Anis
mungkin”
Iim : “Mana
mungkin Anis ? Dia kan tidak bisa membuat burung kertas?”
Eko : “Kamu kok
sok tau seh im ?”
Yuniar : “Emang
bener kok kata Iim”
Ketika mereka
sedang bertengkar tentang burung kertas Bu guru datang untuk memulai pelajaran.
Bu Guru : “Pagi
anak-anak ada apa ini kok ramai”
Yuniar : “Ini ada
sedikit pertengkaran , buu”
Bu Guru :
“Masalah kecil kok dibesar-besarkan”
Yuniar : “Gak tau
ini Iim sama Eko”
Tiba-tiba
Anis datang sambil tergesah-gesah
Anis
: “Wa’alaikumsalam”
Bu
Guru : “Lho ? kok Wa’alaikumsalam ?”
Iim
: “Tau nih anak baru” (sinis)
Bu
Guru : “Sudah cepat duduk sana !” (Anis duduk)
Eko
: “Tumben kamu kok telat ?”
Anis
: “Macet”
Iim
: “Macet atau kesiangan ? Banyak alasan lo”
Yuniar
: “Murid baru aja belagu”
Bu
Guru : “Sudah-sudah jangan bertengkar! Ayo kita lanjutkan pelajaran!”
Bel
pulang berbunyi , Yuniar membantu Iim membuat burung kertas dirumah Iim untuk
keesokan harinya.
Yuniar
: “Sampai kapan nih kita bikin burung kertas kayak gini ?”
Iim
: “Sampai Eko membalas perasaan yang ada di hatiku”
Yuniar
: “Kenapa gk kamu ungkapin aja sih im ?”
Iim
: “Aku kan cewek ! mana mungkin aku yang ungkapin perasaan ?”
Yuniar
: “Yaelah , Ini kan udah 2013 ! udah jaman lagi kayak gitu ?”
Iim
: “Tapi aku takut di PHP , Yun”
Yuniar
: “Apa itu PHP ?”
Iim
: “2013 gk tau PHP ? kemana aja lo ?”
Yuniar
: “Ah kamu sekarang gitu ? Teman apa teman ?”
Iim
: “Haha kamu kok ngambekan sih ?”
Yuniar
: “Udah selesai nih burungnya , aku pulang yah ?”
Iim
: “Iya makasi ,
Keesokan Harinya ,
Eko
: “Duh , kok ada burung kertas lagi ? Kamu yah yang naruh ini?” (sambil membawa burung
kertas)
Anis
: “Hah ? Burung kertas ? Aku gk bisa bikin kayak gitu ?”
Eko
: “terus siapa dong ?”
Anis
: “Tanya aja tuh ?” (melirik Iim dan Yuniar)
Eko
: “Burung kertas dari siapa nih ? dari kalian ? kok dari kemarin ada burung kertas sih dibangku ku ?”
Iim
: “Aku , eh enggak kok bukan aku”
Yuniar
: “iya itu bukan dari Iim”
Bu
Guru : “Kalian kok selalu bertengkar sih ?
Yuniar
: “Enggak kok bu. Kita gk bertengkar kok”
Bu
Guru : “Kerjakan soal didepan !”
Iim
: “Saya bu ? Yuniar kan ?”
Bu
Guru : “Kalian berdua !” (membentak)
Ketika
Yuniar dan Iim maju untuk mengerjakan soal dari Bu Guru , Eko berbicara dengan
Anis.
Eko
: “Kamu nanti langsung pulang ta ?”
Anis
: “Iya , memang kenapa ?”
Eko
: “Aku mau ngomong sama kamu”
Anis
: “Mau ngomong apa ?”
Eko
: “Nanti saja pulang sekolah”
Anis : “eh aku
ada acara keluarga”
Eko : “Yaaaahhh ,
Yasudah besok saja pulang sekolah”
Keesokan harinya
,
Eko : “Kok tumben
hari ini gak ada burung kertas ?”
Yuniar : “Mungkin
penggemarmu sudah bosan sama kamu”
Eko : “Yaudah
kalau begitu”
Yuniar : “PR
B.indonesia mu sudah ta ko ?”
Eko : “Loh ? yang
mana ?
Yuniar : “LKS ,
kayaknya Iim udah tuh”
Karena Iim lagi
keluar kelas , Eko pun langsung mengambil LKS B.Indonesia tanpa sepengetahuan
Iim. Dan ternyata Eko menemukan burung kertas di dalam tas Iim.
Eko : “Loh ? kok
ada burung kertas ?”
Yuniar : “Mungkin
Iim lagi iseng atau lagi pengen bikin aja”
Eko : “Oh”
Iim : “Apa yang
kalian lakukan dibangku ku ?”
Yuniar : “Gak ada
apa-apa kok”
Bu Guru pun datang,
Bu Guru : “Pagi
anak-anak”
Murid : “Pagi
juga ,bu”
Bu Guru : “Mari
kita mulai pelajaran hari ini”
====Sepulang
sekolah====
Eko : “nis, ikut
aku ke taman yuk ?”
Anis : “loh mau
ngapain ko ?”
Eko : “ada yang
mau aku omongin nih sama kamu.”
Anis : “ngomong
disini aja kenapa sih ?”
Eko : “aduh, aku
gak enak sama temen-temen.”
Anis : “gak enak
apanya cobak ?”
Eko : “aku mohon
nis, ikut aku bentar aja .”
Anis : “aku lagi
buru-buru ko, besok aja yaa.”
Eko : “harus
sekarang nis, aku gak mau memendam rasa ini terlalu lama.”
Anis : “maksud
kamu ko ?”
Eko : “aku cinta
kamu nis, kamu mau kan jadi pacarku ?”
Anis : “maafin
aku ko, aku gak bisa nolak kamu.”
Tapi di Balik itu. Iim juga masih mencintai Eko. Namun Iim terlambat. Harapan Iim pupus untuk bisa jadian dengan Eko. Iim sangat mencintai Eko hanya saja ia belum berani mengatakannya
ke Eko. Sakit
rasanya jika orang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain. Tak terasa
ujian nasional pun telah berlalu.
Anis : “kamu kalo
SMA mau lanjut ke mana im ?”
Iim : “aku masih
bingung nis, pengen ku ya mondok. Kamu ?
Anis : “aku ke
Surabaya. Kalo kamu yun ?
Yuniar : “aku
sekolah di Sidoarjo aja, gak jauh-jauh. Kalo kamu ko ?”
Eko : “kayaknya
aku ke Kalimantan.”
Anis : “hah ?
jauh banget ko ?”
Eko : “ya mau
gimana lagi nis, namanya juga ngejar cita-cita.”
####
Eko masih sempat memberikan kebahagiaan pada
anis, walau
hanya sebentar karena ia tau sebelum terlambat ia harus mengatakan sesuatu
kepada anis.
Eko : “Nis, aku mau Tanya sama kamu. Kamu mencintai
fisikku atau mencintai hatiku ?”
Anis : “Kenapa ?” (Tanya Anis dengan suara pelan.)
Anis : “Kenapa ?” (Tanya Anis dengan suara pelan.)
Eko perlahan mengenggam jari Anis. Matanya begitu dalam menatap.
Eko : “nis, kalo kamu mencintaiku karena fisik,
kamu akan kehilanganku.Tubuh ini enggak akan ada selamanya.
Anis :”Kenapa ? Maksunya ? “
Eko :”Karena apa pun yang terlihat oleh mata,
akan tiada, nis. Tapi tidak pada cinta. Karena cinta tidak bisa
dilihat, tapi dirasakan. Jadi, kalau sekarang menangis, berarti kamu mencintai
fisikku. Yang kamu tahu enggak akan lama lagi akan pergi. Tersenyumlah, nis. Kalau kamu mencintai hatiku. Karena
kamu tahu hati aku akan kekal bersamamu.”
Anis tersadar. Ia mengerti apa sesungguhnya arti mencintai itu.
Langganan:
Postingan (Atom)