Rabu, 18 Desember 2013

Love is hard :(

Cinta itu SULIT
Memilikinya butuh pengorbanan
Menjalaninya butuh PENUH KESABARAN
Dan mempertahankannya pun butuh KEKUATAN BATIN!


Klik -> http://facebook.com/iim72

Senin, 02 Desember 2013

Cinta Datang Untuk Pergi




Cinta Datang Untuk Pergi
Tubuh ini akan musnah pada waktunya. Apapun yang terlihat oleh mata, akan tiada. Tapi, tidak untuk cinta. Cinta tidak bisa dilihat, cukup dirasakan. Jadi, kalau kamu menangis berarti kamu hanya mencintai fisiknya. Kalau kamu mencintai hatinya, kamu akan kekal bersamanya.
Pagi itu, di sebuah sekolah favorit di Sidoarjo berkumpul lah 3 orang sahabat yang sedang menunggu bel masuk berbunyi. Tiba-tiba “KIRIIINGGG”
Eko : “Udah bel nih, ayo kita masuk temen-temen”
Yuniar  : ”Yaudah ayo”
Lalu mereka semua masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas iim tidak bisa berkonsentrasi pelajaran.
Yuniar : “Kamu kenapa im, kok kayaknya gelisah gitu ?”
Iim : “Aduh yun aku bingung”
Yuniar : “Bingung kenapa ? cerita aja lagi, kan aku selalu siap kapanpun                buat dengerin ceritamu.”
Iim : “ Mungkin aku lagi jatuh cinta yun ? Tapi aku mencintai sahabatku           sendiri”
Yuniar : “Hah ? siapa ?”
Iim : “Siapa lagi kalo bukan (sambil melirik Eko)”
Yuniar : “Cie .. Kok bisa seh im ?
Iim : “Entahlah yun, aku juga gak tau.”
Tanpa mereka sadari, Eko yang duduknya didepannya yuniar pun mendengar percakapan mereka. Hari demi hari berlalu, dan rasa cinta iim pun makin bertambah. Tapi sepertinya cinta iim ke eko hanya bertepuk sebelah tangan setelah kehadiran murid baru.
Bu guru : “Pagi anak-anak.”
Murid-murid : “Pagi juga bu”
Bu guru: “Anak-anak hari ini sekolah kita kedatangan murid baru.                                     Perkenalkan nama kamu !”
Anis : “ Kenalin nama aku Sabila Nisak, biasa dipanggil Anis.”
Bu guru : “Ibu harap kalian bisa berteman baik dengan Anis.”
Murid-murid : “Iya bu.”
Bu guru : “Yaudah anis, sekarang kamu duduk disamping eko.”
Iim : “Loh bu !”
Bu guru : “Iya, kamu kenapa iim ?”
Iim : “Eh, eh, enggak bu, gapapa kok.”
Waktu pun terus berjalan, semakin hari Eko pun semakin dekat dengan Anis. Rasa cinta pun tumbuh diantara mereka.  Ketika Iim mengerti bahwa Eko mencintai Anis , dia pun berusaha untuk memisahkan mereka dengan cara memberi burung-burung kertas setiap hari di atas meja Eko.
Eko : “Burung kertas dari siapa ini ?”
Yuniar : “Enggak tau ko , mungkin dari penggemarmu ?”
Eko : “Emang siapa yang mengagumi ku ?
Yuniar : “Anis mungkin”
Iim : “Mana mungkin Anis ? Dia kan tidak bisa membuat burung kertas?”
Eko : “Kamu kok sok tau seh im ?”
Yuniar : “Emang bener kok kata Iim”
Ketika mereka sedang bertengkar tentang burung kertas Bu guru datang untuk memulai pelajaran.
Bu Guru : “Pagi anak-anak ada apa ini kok ramai”
Yuniar : “Ini ada sedikit pertengkaran , buu”
Bu Guru : “Masalah kecil kok dibesar-besarkan”
Yuniar : “Gak tau ini Iim sama Eko”
          Tiba-tiba Anis datang sambil tergesah-gesah
          Anis : “Wa’alaikumsalam”
          Bu Guru : “Lho ? kok Wa’alaikumsalam ?”
          Iim : “Tau nih anak baru” (sinis)
          Bu Guru : “Sudah cepat duduk sana !” (Anis duduk)
          Eko : “Tumben kamu kok telat ?”
          Anis : “Macet”
          Iim : “Macet atau kesiangan ? Banyak alasan lo”
          Yuniar : “Murid baru aja belagu”
          Bu Guru : “Sudah-sudah jangan bertengkar! Ayo kita lanjutkan                                           pelajaran!”
          Bel pulang berbunyi , Yuniar membantu Iim membuat burung kertas dirumah Iim untuk keesokan harinya.
          Yuniar : “Sampai kapan nih kita bikin burung kertas kayak gini ?”
          Iim : “Sampai Eko membalas perasaan yang ada di hatiku”
          Yuniar : “Kenapa gk kamu ungkapin aja sih im ?”
          Iim : “Aku kan cewek ! mana mungkin aku yang ungkapin perasaan ?”
          Yuniar : “Yaelah , Ini kan udah 2013 ! udah jaman lagi kayak gitu ?”
          Iim : “Tapi aku takut di PHP , Yun”
          Yuniar : “Apa itu PHP ?”
          Iim : “2013 gk tau PHP ? kemana aja lo ?”
          Yuniar : “Ah kamu sekarang gitu ? Teman apa teman ?”
          Iim : “Haha kamu kok ngambekan sih ?”
          Yuniar : “Udah selesai nih burungnya , aku pulang yah ?”
          Iim : “Iya makasi ,
Keesokan Harinya ,
          Eko : “Duh , kok ada burung kertas lagi ? Kamu yah yang naruh ini?”                        (sambil membawa burung kertas)
          Anis : “Hah ? Burung kertas ? Aku gk bisa bikin kayak gitu ?”
          Eko : “terus siapa dong ?”
          Anis : “Tanya aja tuh ?” (melirik Iim dan Yuniar)
          Eko : “Burung kertas dari siapa nih ? dari kalian ? kok dari kemarin ada           burung kertas sih dibangku ku ?”
          Iim : “Aku , eh enggak kok bukan aku”
          Yuniar : “iya itu bukan dari Iim”
          Bu Guru : “Kalian kok selalu bertengkar sih ?
          Yuniar : “Enggak kok bu. Kita gk bertengkar kok”
          Bu Guru : “Kerjakan soal didepan !”
          Iim : “Saya bu ? Yuniar kan ?”
          Bu Guru : “Kalian berdua !” (membentak)

          Ketika Yuniar dan Iim maju untuk mengerjakan soal dari Bu Guru , Eko berbicara dengan Anis.
          Eko : “Kamu nanti langsung pulang ta ?”
          Anis : “Iya , memang kenapa ?”
          Eko : “Aku mau ngomong sama kamu”
          Anis : “Mau ngomong apa ?”
          Eko : “Nanti saja pulang sekolah”
Anis : “eh aku ada acara keluarga”
Eko : “Yaaaahhh , Yasudah besok saja pulang sekolah”
Keesokan harinya ,
Eko : “Kok tumben hari ini gak ada burung kertas ?”
Yuniar : “Mungkin penggemarmu sudah bosan sama kamu”
Eko : “Yaudah kalau begitu”
Yuniar : “PR B.indonesia mu sudah ta ko ?”
Eko : “Loh ? yang mana ?
Yuniar : “LKS , kayaknya Iim udah tuh”
Karena Iim lagi keluar kelas , Eko pun langsung mengambil LKS B.Indonesia tanpa sepengetahuan Iim. Dan ternyata Eko menemukan burung kertas di dalam tas Iim.
Eko : “Loh ? kok ada burung kertas ?”
Yuniar : “Mungkin Iim lagi iseng atau lagi pengen bikin aja”
Eko : “Oh”
Iim : “Apa yang kalian lakukan dibangku ku ?”
Yuniar : “Gak ada apa-apa kok”
Bu Guru pun datang,
Bu Guru : “Pagi anak-anak”
Murid : “Pagi juga ,bu”
Bu Guru : “Mari kita mulai pelajaran hari ini”

====Sepulang sekolah====
Eko : “nis, ikut aku ke taman yuk ?”
Anis : “loh mau ngapain ko ?”
Eko : “ada yang mau aku omongin nih sama kamu.”
Anis : “ngomong disini aja kenapa sih ?”
Eko : “aduh, aku gak enak sama temen-temen.”
Anis : “gak enak apanya cobak ?”
Eko : “aku mohon nis,  ikut aku bentar aja .”
Anis : “aku lagi buru-buru ko, besok aja yaa.”
Eko : “harus sekarang nis, aku gak mau memendam rasa ini terlalu lama.”
Anis : “maksud kamu ko ?”
Eko : “aku cinta kamu nis, kamu mau kan jadi pacarku ?”
Anis : “maafin aku ko, aku gak bisa nolak kamu.”
Tapi di Balik itu. Iim juga masih mencintai Eko. Namun Iim terlambat. Harapan Iim pupus untuk bisa jadian dengan Eko. Iim sangat mencintai Eko hanya saja ia belum berani mengatakannya ke Eko. Sakit rasanya jika orang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain. Tak terasa ujian nasional pun telah berlalu.
Anis : “kamu kalo SMA mau lanjut ke  mana im ?”
Iim : “aku masih bingung nis, pengen ku ya mondok. Kamu ?
Anis : “aku ke Surabaya. Kalo kamu yun ?
Yuniar : “aku sekolah di Sidoarjo aja, gak jauh-jauh. Kalo kamu ko ?”
Eko : “kayaknya aku ke Kalimantan.”
Anis : “hah ? jauh banget ko ?”
Eko : “ya mau gimana lagi nis, namanya juga ngejar cita-cita.”
####
Eko masih sempat memberikan kebahagiaan pada anis, walau hanya sebentar karena ia tau sebelum terlambat ia harus mengatakan sesuatu kepada anis.

Eko : Nis, aku mau Tanya sama kamu. Kamu mencintai fisikku atau mencintai hatiku ?”
Anis : “Kenapa ?” (Tanya Anis dengan suara pelan.)

Eko perlahan mengenggam jari Anis. Matanya begitu dalam menatap.
Eko : nis, kalo kamu mencintaiku karena fisik, kamu akan kehilanganku.Tubuh ini enggak akan ada selamanya.
Anis :”Kenapa ? Maksunya ?
Eko :”Karena apa pun yang terlihat oleh mata, akan tiada, nis. Tapi tidak pada cinta. Karena cinta tidak bisa dilihat, tapi dirasakan. Jadi, kalau sekarang menangis, berarti kamu mencintai fisikku. Yang kamu tahu enggak akan lama lagi akan pergi. Tersenyumlah, nis. Kalau kamu mencintai hatiku. Karena kamu tahu hati aku akan kekal bersamamu.”

Anis tersadar. Ia mengerti apa sesungguhnya arti mencintai itu.