Sabtu, 16 Januari 2016

Tiga Ratus Lima Puluh Hari Tanpamu

Azalea
Sore ini, aku sedang memeluk erat boneka pemberiannya 2 tahun lalu. Aku tidak tahu bahwa mencintainya akan sesakit ini. Apa lagi setelah dia meninggalkanku hampir setahun yang lalu. Dengan alasan yang tidak logis, dan aku yakin saat itu dia hanya sedang badmood. Dan sampai saat ini pun cintaku tetap sama, setulus dahulu saat awal bertemu. Aku tidak bisa mencintai siapapun selain dia, bahkan aku belum bisa melupakannya sedikitpun, Hatiku sudah terisi penuh olehnya. Terisi dan tersakiti. Sampai kapan aku harus menolak lelaki yang ingin bersamaku ? Sampai kapan ? Ah tidak, aku hanya ingin setia menunggunya putus dengan kekasih barunya dan dia kembali lagi padaku. Hmm, semoga penantianku gak akan sia-sia.

Adif
Lelah banget seharian berusaha nyibukin diri, ikut ekstrakulikuler ini dan itu. Ujung-ujungnya juga sama, bakalan kangen dia juga. Setelah 2 minggu lalu, aku berusaha tidak menghubungi mantan kekasihku lagi, ya karena aku berusaha menghargai cewek yang lagi menjalin hubungan sama aku. Kalau boleh jujur sih, aku tidak begitu serius dengan hubungan ini. Ya karna kekasihku saat ini anak temen bisnis papa. Tapi ya mau gimana lagi.
Tiba-tiba mataku tertuju pada bola basket yang ada di atas almari. Astaga! aku hampir melupakan benda itu. Sudah berapa lama aku tidak pernah memakainya. Teringat sosok yang telah menghadiahi ku di ulang tahun yang ke-16 saat itu. Hmm, aku sangat merindukanmu Azalia sayang ..

Kamis, 14 Januari 2016

Fiksi 1

Separuh hatiku masih terbawa olehmu, iya kamu yang sudah setahun meninggalkanku.

Bukannya munafik. Tapi aku ingin kembali denganmu, berbagi cerita dan menjalani kehidupan kita bersama-sama lagi. Aku merindukan sosokmu, sejak kau meninggalkanku. Aku menjadi lebih menyayangimu, menjadi lebih merindukanmu, dan bahkan menjadi lebih mencintaimu. Bahkan sampai saat ini belum ada yang bisa menggantikan posisimu di dalam hatiku.

Apa ini balasan untukku ? Seperti kamu yang dulu diam-diam mencintaiku selama 2 tahun ?
Aku menyesal telah menuntutmu ini dan itu, aku menyesal telah menyia-nyiakanmu dulu, aku menyesal.

Aku, teman sebayamu, sahabat SMP mu, mantan kekasihmu. Aku disini tetap menyayangimu. Sama seperti awal berkenalan denganmu.