Selasa, 26 April 2016

Pembuatan dan Pemurnian Koloid

I. Pembuatan Koloid
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dengan partikel-partikel suspensi. Oleh karena itu, pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.
1. Cara Kondensasi
            Cara kondensasi adalah pembuatan sistem koloid dengan menggabungkan ion-ion, atom-atom, molekul-molekul, atau partikel yang lebih halus membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai dengan ukuran partikel koloid.
a. dengan reaksi hidrolisis
Sol Fe(OH)3  dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih
FeCl3 (aq) + 3 H2O(l)   Fe(OH)3 (s) + 3 HCl (aq)
b. dengan reaksi redoks
Sol belerang dapat dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2 H2S(g) + SO2(aq)    2 H2O(l) + 2S(s)
Sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan peeduksi Posfor.
5 AuCl3(aq) + 3 P (s) 12 H2O(l)   5 Au (s) + 3 H3PO4 (aq) + 15 HCl (aq)
c. dengan reaksi dekomposisi rangkap
Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S perlahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang.
As2O3 (aq) +  3 H2S(g)   As2S3 (koloid)  + 3 H2O (l)
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer.
AgNO3 (aq)   +   HCl (aq)       AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
2. Cara Dispersi
            Cara dispersi adalah cara pembuatan sistem koloid dengan menghaluskan butir-butir zat yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir yang bersifat mikroskopis (halus), sesuai dengan ukuran partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan sebagai berikut :
a. cara mekanik
Pengertian dengan cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan penggilingan untuk membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan disebut dengan penggiligan koloid. Partikel-partikel yang besar atau kasar digerus sampai halus sekali kemudia dicampur dengan medium pendispersi dan dikocok-kocok. Alat penggilingan koloid koloid terdiri dari dua pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan. Partikel-partikel kasar akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya di giling. Partikel-partikel berukuran koloid yang terbentuk kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membentuk sistem koloid. Contoh koloid yang dibuat dengan proses ini adalah koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat, dan sol belerang. 
b. cara peptisasi
Molekul besar zat dipecah menjadi molekul lebih kecil sesuai dengan ukuran partikel koloid dengan penambahan zat kimia. Zat pemecah dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Beberapa contoh pembuatan koloid dengan peptisasi adalah :
- Sol NiS dibuat dengan penambahan H2S ke dalam endapan NiS
- Sol AgCl dibuat dengan penambahan HCl ke dalam endapan AgCl
- Sol Al (OH)3 di buat dengan penambahan AlCl3 ke dalam endapan Al (OH)3
- beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu membentuk sistem koloid. Contohnya, gelatin dalam air.
c. cara busur bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam seperti Ag, Au, Pt. Digunakan logam sebagai elektrode yang dicelupkan dalam air sebagai medium pendispersi. Logam yang akan diubah menjadi pertikel-partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Dua elektrode logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sedemikian rupa sehingga kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian kedua elektrode diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap. Uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin. Hasil kondensasi ini berupa partikel-partikel koloid.
II. Pemurnian Koloid
            Di dalam pembuatan suatu sistem koloid, sering terdapat partikel-partikel zat terlarut yang tidak diinginkan. Pertikel-partikel ini dapat menggangu kestabilan koloid sehingga harus dihilangkan/dimurnikan. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan yaitu dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
a. Dialisis
            beberapa jenis selaput memungkinkan ion atau molekul kecil untuk melewatinya tetapi menahan partikel koloid atau molekul besar. Selapu demikian disebut selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul-molekul kecil melalui selaput semipermeabel disebut dialisis. Proses dialisis diamati pertama kali oleh Thomas Graham. Ia menemukan bahwa beberapa zat seperti lem dan gelatin (gel) dapat dipisahkan dari zat-zat terlarut seperti gula dan garam dengan menggunakan selaput semipermeabel. Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut yang tidak diinginkan dalam sistem koloid.
            Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi pengembanagn dialisator, salah satunya mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal.
b. Elektrodialisis
            elektrodialisis merupakan proses dialisis dibawah pengaruh medan listrik. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit. Listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layar logam yang menyokong selaput semipermeabel. Akibatnya, partikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medan listrik mempercepat proses pemurnian sistem koloid.
c. Penyaring Ultra (Ultrafiltrasi)
            partikel-partikel koloid dapat dipisahkan daripartikel-partikel zat terlarut menggunakan penyaring ultra. Penyaring ultra dapat dibuat dari kertas saring yang telah diresapi selulosa seperti selofan (cellophane). Proses pemurnian sistem koloid dengan menggunakan penyaring ultra termasuk lambat. Tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Pada akhir proses, partikel-partikel koloid akan tertinggaldi kertas saring. Dengan menggunakan penyaring ultra bertahap, partikel-partikel koloid dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar