KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmatNya, sehingga kami telah mengerjakan tugas kimia dan
dapat menyelesaikan makalah hasil diskusi ini tepat pada waktu yang ditentukan. Kami berharap dengan makalah hasil diskusi kami
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah hasil diskusi kami ini dapat diselesaikan atas
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :
- Bu Faridatur Rofi’ah selaku guru Kimia.
- Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu kami menyelesaikan laporan karya wisata ini.
Kami berharap dengan terselesaikannya karya tulis ini
dapat memberikan manfaat dan wawasan kepada seluruh pembaca khususnya
siswa-siswi Madrasah Aliyah NU Sidoarjo.
Akhirnya kami menyadari, bahwa makalah hasil diskusi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Sidoarjo, 25
April 2014
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN
COVER ............................................................................................1
KATA
PENGANTAR ...........................................................................................2
DAFTAR
ISI...........................................................................................................3
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.
Latar
Belakang
2.
Rumusan
Masalah
3.
Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................5
BAB
III PENUTUP..............................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat bermanfaat
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
bersifat stabil untuk produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem
koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi koloid untuk
produksi cukup luas). Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat
kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam,
kedokteran, pertanian, dsb;
2.
Rumusan Masalah
a. Apa saja contoh
pengaplikasian koloid dalam kehidupan sehari-hari ?
b. Jelaskan mengenai
aplikasi koloid ?
c. Apakah koloid juga
berpengaruh di ilmu kedokteran ?
d Bagaimana pembahasan mengenai sistem koloid ?
e. Apa saja komponen
system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?
3.
Tujuan
a. Agar pembaca dapat
mengetahui pengaplikasian system koloid dalam keseharian.
b. Agar pembaca mengetahui
aplikasi koloid.
c. Agar pembaca mengetahui
koloid berpengaruh dalam berbagai macam bidang.
d. Agar pembaca
mengetahui sistem koloid lebih jelas.
e. Agar pembaca
mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II PEMBAHASAN
1. Aplikasi
Koloid dalam Kehidupan dan Penjelasannya
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini
disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi
koloid:
Jenis
industri
|
Contoh
aplikasi
|
Industri
makanan
|
Keju,
mentega, susu, saus salad
|
Industri
kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim,
pasta gigi, sabun
|
Industri
cat
|
Cat
|
Industri
kebutuhan rumah tangga
|
Sabun,
deterjen
|
Industri
pertanian
|
Peptisida
dan insektisida
|
Industri
farmasi
|
Minyak
ikan, pensilin untuk suntikan
|
1. Pemutihan
Gula
Gula
tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air,
kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon.
Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid
tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna
putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah
mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka,
maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel
koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat
lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Air
keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena
itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah
agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara
menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan
terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui
reaksi:
Al3+ + 3H2O
à Al(OH)3
+ 3H+
Setelah
itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
4. Agar-Agar
Padatan
agar-agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan system koloid
yanmg disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada keadaan dingin, sol
ini akan tetap berwujud cair. Sebaliknya, jika konsentrasi agar-agar tinggi
pada keadaan dingin sol menjadi padat dan kaku. Keadaan seperti ini disebut
gel.
5. Pektin
Pektin
adalah teoung yang diperoleh dari buah papaya muda, apel, dan kulit jeruk. Jika
pektin didispersikan di dalam air, terbentuk sol yang kemudian memadat sehingga
membentuk gel. Pektin biasa digunakan untuk membuat selai.
6. Gelatin
Gelatin
adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau kaki binatang,
misalnya sapi. Jika gelatin didispresikan di dalam air, terbentuk suatu sol
yang kemudia memadat dan membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk
pembuatan cangkang kapsul. Agar-agar, pectin, gelatin juga digunakan untuk
mpembuatan makanan, seperti jelly atau permen yang kenyal (gummy candies)
7. Cairan Kanji
Tepung
kanji yang dilarutkan di dalam air dingin akan membentuk suatu suspense. Jika
suspense dipanaskan terbentuk sol, dan jika konsentrasi tepung kanji cukup
tinggi, sol tersebut akan memadat sehingga membentuk gel. Suatu gel yang
terbentuk karena fase terdispresi menyerap medium pendispresi sehingga fase
terdispresi mengembang, memadat, dan menjadi kaku.
8. Cat
Tembok dan tinta (zat warna terdispersi di dalam medium air)
9. Cat
Kayu dan Cat Besi (zat warna terdispersi di dalam pelarut organik)
10. Gel
Kalsium asetat di dalam alkohol
11. Sol
Arpus (dammar)
12. Sol
emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.
13. Proses
Menghilangkan Bau Badan
Pada
produk roll on deodorant, digunakan adsorben (zat yang mengadsorpsi) berupa
Al-strearat. Jika deodorant digosokkan pada anggota badan, Al-strearat mengadsorpsi
keringat yang menyebabkan bau badan
14. Proses
Perebusan Telur
Telur
mentah meruapakn suatu system koloid dengan fase terdispresi beruapa protein.
Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga teluar tersebut
menggumapl.
15. Pembuatan
Yoghurt
Susu
dapat berubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan
terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
16. Pembuatan
Tahu
Pada
pembuatan tahu dari kedelai, mula-mula kedelai dihancurkan sehingga terbentuk
bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu
CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumapal dan
membentuk tahu.
17. Pembuatan
Lateks
Lateks
terbuat dari getah karet, salah satu system koloid. Pada pembuatan lateks,
getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format.
18. Penjernih
Air Sungai
Air
sungai mengandung padatan lumpur yang terdispersi di dalam air (sol). Sol tanah
liat dalam air sungai memiliki muatan negative sehingga dapat diendapkan dengan
penambahan tawas atau PAC. Di dalam air sungai, tawas atau PAC membentuk koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif. Pengendapan terjadi karena koagulasi koloid
yang bermuatan negatef dengan koloid yang bermuatan positif.
19. Pembentukan Delta
Delta
terbentuk dari hasil pencampuran air sungai yang mengandung koloidtanah liat
hasil elektrolit yang berasal dari air laut. Pencampuran tersebut menyebabkan
terjadinya koagulasi sehingga terbentuk delta
20. Pengolahan Asap atau Debu
Asap
dan debu yang dihasilkan dari suatu proses industry dapat mencemari udara
disekitarnya. Asap dan debu merupakan system koloid zat padat dalam medium
pendispersi gas (udara). Padatan dalam asap atau debu dapat diendapkan dengan
menggunakan lat Cottrel. Asap dan debu dilewatkan melelui cerobing yang di
dalamnya terdapat ujung-ujung electrode bermuatan dengan bertegangan 20.000 V
hingga 75.000 V. Elektrode mengakibatkan asap dan debu akan tertarik pada
electrode yang lainnya dan mengendap. Endapan yang terbentuk dipisahkan secara
berkala sehingga gas-gas yang keluar dari cerobong sudah terbebas dari partikel
padatan yang berbahaya.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
- Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang
melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini
disebut efek Tyndall.
-
Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa
bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi
karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
-
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya
adsorpsi yang besar.
- Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi
bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara
partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).
- Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu
pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
- Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi
karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan
elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang
menstabilkannya hilang.
- Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil
dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan
mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada
- Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara
dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium
dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau
molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.
- Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.
2. Saran
Sebaiknya
dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita harus tetap berpegang
teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya akan kita lakukan tidak melanggar
norma-norma yang berlaku di masyarakat sertabtidak merugikan pihak lain. Dengan
begitu semua pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Kimia Kelas 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar